Rabu, 13 Mei 2020

BELAJAR DARI PEDALAMAN NUSA TENGGARA TIMUR


BELAJAR DARI PEDALAMAN NUSA TENGGARA TIMUR
Nara Sumber : Arif Darmadiansyah


Peresume : Abd. Karim
Karimhomebase.blogspot.com

Arif Darmadiansyah seoarang pejuang dan pendidik yang berasal dari SOLO Jawa Tengah mengabdi sebagai pendidik di SMA Negeri Probur, Kab Alor, Prop Nusa Tenggara Timur, dengan segala keterbatasan yang dimiliki daerahnya yang merupakan daerah 3 T, terluar, terpencil dan terdalam. Tidak menyurutkan semangat seorang pendidik, hal ini perlu ditiru dan sebagai pelecut semangat di daerah yang ada diperkotaan.
Dengan kondisi yang serba tertinggal terutama dibidang teknologi pembelajaran Arif Darmadianyah tidak berdiam diri melihat keadaan beliau terus mencari solusi dan terus berinovasi bagaimana caranya dengan kondisi yang ada  semua siswanya bisa menerima pembelajaran BIOLOGI yang beliau ajarkan dengan jelas dan membekas. Pembelajaran BIOLOGI identik dengan pembelajaran praktik dilaboratorium terutama pembelajaran yang berhubungan dengan Tumbuhan dan hewan, terutama anatomi tumbuhan dan hewan.
Awal mula munculnya inovasi pertama kali pada tahun 2016 pada waktu itu beliau akan  mengajar mata pelajaran BIOLOGI secara khusus materi INVERTEBRATA tetapi dalam prosesnya siswa siswa beliau tidak mempunyai gamabaran sama sekalai tentang objek benda yang akan di bahas yatu invertebrata, maka beliau mempunyai ide membuat slide yang terinspirasi dari Proyektor HOLOGRAM 3D,  beliau membuat proyektor dengan menggunakan MIKA bekas tempat CD yang dibentuk seperti Prisma sebagai tempat HOLOGRAM dengan sorot lampu proyektor dari Lampu HP,  setelah lolos Final maka tempoat Hologram yang semual dari CD Mika bekas CD diganti dari akrilik agar lebih rapi, terang dan detail gambarnya. Setelah proses penggantian Mika dari Akrilik diuji coba baik validasi expert (pengawas Sekolah) maupun dengan siswa. Teryata proses perubahan tersebut di ACC oleh pengawas dan layak untuk dilanjutkan untuk dibuat media pembelajaran.
Pada Tahun 2018 berbekal pengalaman tahun 2016 yang membuat media pembelajaran dengan pemanafaatan media Mika bekas CD maka pada tahun 2018 membuat karya inovasi lagi dengan membuat mikroskop lensa leser tenaga surya yang  diberi nama Millea, Mikroskop merupakan alat penting dalam proses pembelajaran biologi terutama mengenai struktur dan anatomi tumbuhan dan hewan, dengan alat yang sederhana dengan memanfaat mainan anak anak dan juga sorot lampu HP maka akan memperjelas gambar dari struktur dari anatomi tumbuhan adan hewan dan membuat  nilai tambah dari proses pembelajaran dan akhirnya menjadi Juara. Mungkin kasian dengan saya yang jauh jauh datang dari NTT dengan  candanya.



DISKUSI

P1 : Yth.Bpk Arif Saya Achmad Husin dari Bangka .pertanyaan saya inovasi pendidikan yang bagaimana, yg dapat membuat guru sukses ikut olimpiade ?....trimkasih Pak Arif..atas ilmunya.
Terimakasih pak Achmad  dari Bangka. Menurut saya, Bidang inovasi itu banyak sekali pak. Tergantung tujuannya apa. Dari pertanyaan bapak bagaimana agar sukses mengikuti olimpiade? inovasinya apa. Ini untuk guru atau siswa pak? strategi pembelajaran mungkin bisa dijadikan sebagai inovasi untuk tujuan tersebut.

P2  : Perkenalkan saya Rachmi dari Banyuwangi, mau tanya utk om Arif...menarik sekali penelitian karya ilmiah yang dilakukan menjelaskan.invertebrata menggunakan akrilik sebagai hologram dan millea utk anatomi tumbuhan pengganti mikroskop, pertanyaan saya 2 ide itu yg akhirnya juara atau yang millea saja? Boleh share foto media milleanya?
Terimakasih bu Rachmi, untuk yang hologram mendapatkan juara 2 tahun 2016. Dan Millea juara 1 kategori utama tahun 2108. Medianya sudah saya bagikan di youtube ibu.

P3 : Sy,  Asfia dari Kudus Bp. Arif mohon idenya untuk karya inovatif utk mapel kimia yg bermanfaat dan tidak sulit utk anak sekolah, terimakasih.
Terimakasih ibu Asfia, kimia masih serumpun dengan mapel saya ibu. dan terkadang saya juga ikut mengajar kimia. Karena tidak ada guru kimia. Kalau ditanya ide, setiap permasalahan di sekolah beda-beda ibu. Media yang saya buat jelas tidak dapat digunakan di Kudus. Namun saya melihat anak-anak saat ini sangat tertarik dengan dunia digital. Siswa saya yang dikampung saja punya android, padahal tidak bisa dipakai. Mungkin itu bisa dimanfaatkan sebagai potensi untuk mengembangkan sebuah media digital bagi mereka.

Tidak ada komentar: