DESAIN PEMBELAJARAN
Selasa, 28 april 2020
Oleh : Dr. PAIDI, S.Pd., M.TPd
Ketua MKKS SMK Provinsi Bengkulu
Peresume : Abd. Karim
Karimhomebase.blogspot.com
Alhamdullilah……… sekian lama terlalu sibuk dengan pekerjaan dilaboratorium atau bengkel otomasi jari jari ini terasa kaku untuk mengetuk tombol tombol keyboard memulai tulisan ini, semoga belajar menulis ini sedikit bisa kembali mengisi kolom blog saya yang sekian tahun tidak terisi, kata om jay sudah banyak berisi sarang laba laba saking lamanya. Ijin kan dengan kata kata yg masih kaku khas guru bengkel saya memulai untuk belajar menulis di diklat ini.
Di
awal awal Tahun 2020 suatu peristiwa besar terjadi yaitu musibah Pandemi Corona
COVID 19 yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia, semua bidang terkena
dampaknya termasuk dunia pendidikan yang lebih spesifik lagi masalah
pembelajaran. Segala kegiatan yang bersifat bertemunya beberapa orang sehingga
membentuk kelompok atau berkerumunya orang orang tidak diperbolehkan termasuk
dunia pendidikan Sekolah mulai dari Tingkat Dasar sampai perguruan tinggi
lockdown berhenti total tidak ada pembalajaran secara langsung, semua harus STAY AT HOME Semua harus tinggal di rumah, bagaimana proses
transfer pengetahuan dan skill bisa terjadi antara Guru dan murid dalam kondisi
seperti ini, maka disinilah peran TEKNOLOGI INFORMASI sangat dibutuhkan untuk
menghubungkan antara pendidik dan siswa.
Pendidikan
dipaksa untuk mendesain sebuah pembelajaran yang bisa mengakomodasi kondisi
seperti ini, salah satu pembelajaran yang didesain yatu pembelajaran BLENDED
LEARNING, suatu pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran daring dan face to
face, proses desain pembelajaran di mulai dari proses mendapatkan data informasi sampai pada proses evaluasi dan
pengembangan instrument yang siap di aplikasi di dunia pembelajaran secara
nyata. Hal ini sesuai dengan konsep desain pembelajaran yang sudah dicetuskan Dick
and Carey, dalam bukunya The Systematic Design of Instruction
(8th ed.
Blended Learning oleh Dick and carey
dalam The Systematic Design
of Instruction (8th)
Berdasarkan system desain pembelajaran Dick and carey ada beberapa
langkah yang harus di lakukan untuk mendesain sebuah pembelajaran yang hasilnya
Valid dan reliable antara lain :
- Data informasi yang valid dan lengkap sebagai bahan dasar mendesain sebuah pembelajaran, bahan dasar bisa diasumsikan sebuah masalah yang akan di pecahkan dengan desain pembelajaran yang akan dibuat, suatu contoh situasi dan kondisi yang terjadi sekarang ini yaitu adanya tidak terjadinya proses belajar yang normal di sekolah karena adanya Pandemi Corona COVID 19.2. Identifikasi Kebutuhan peserta didik untuk mata pelajaran,Berdasarkan data yang di dapat dari langkah 1 selanjutnya kita perlu membuat identifikasi kebutuhan peserta didik terhadap mata pelajaran / bahan yng akan kita rancang3. Melakukan analisis instruksionalBerdasarkan data langkah 2 selanjutnya kita mulai membuat analisis instruksional/pembelajaran mata pelajaran yang akan kita rancang4. Analisis Karakteristik Pesrta didik dan pembelajaranSeorang perancang perlu mendapatkan gambaran karakteristik peserta didik yang akan menjkadi target atau pemakai buku yg kita rancang5. Merumuskan Tujuan Instruksional KhususMembuat rumusan tujuan instruksional khusus (penggunaan istilah instruksional disini berdasarkan sumber asli yg di karang oleh Dick & Carrey yaitu instructional)6. Menyusun Instrumen Test7. Menyususn Strategi instruksionalMembuat perencanaan strategi instruksional/pembelajaran yang akan digunakan (dalam hal ini saya merancang pembelajaran secara blended learning)8. Memilih dan memilih bahan instruksionalMengembangkan dan memilih bahan instruksional. Bahan pembelajaran yang dirancang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu bahan tercetak dan bahan online. Dalam hal perancangan bahan pembelajaran (Buku) dapat digunakan teori Rothwel dan untuk bahan online bisa menggunakan teori hannafin.9. Revisi desainsetelah draft bahan tersedia (langkah 8) selanjutnya perlu dilakukan evaluasi formatif sebagai berikut : 1. one-to-one expert dengan melibatkan 4 orang pakar (pakar Desain, pakar Media, pakar Materi, pakar bahasa); 2. One-to-one learner (melibatkan 3 orang siswa yang berasarkan dari siswa peringkat atas, menengah dan bawah); 3. Evaluasi Small group (melibatkan sekitar 9 siswa yang berasal dari kelompok, menengah dan bawah); 4. Field trial yaitu tahap uji coba luas dengan melibatkan siswa sekitar 30 siswa yang berasal dari kelompok Atas, menengah dan bawah. Setiap tahapan mulai evaluasi one-to-one, evaluasi small group akan menghasilkan namanya draft bahan pembelajaran dan setelah field trial baru dinamakan prototipe bahan pembelajaran10. Melakukan Evaluasi formatif11. Merancang dan mengembangkan evaluasi sumatif.
- Khusus untuk langkah yng terakhir Evaluasi Sumatif sifatnya tidak harus dilakukan dalam proses desain pembelajaran karena harus dilakukan oleh pihak lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar