Rabu, 29 April 2020

DESAIN PEMBELAJARAN


DESAIN PEMBELAJARAN
Selasa, 28 april 2020
Oleh : Dr. PAIDI, S.Pd., M.TPd
Ketua MKKS SMK Provinsi Bengkulu

  


Peresume : Abd. Karim
Karimhomebase.blogspot.com













Alhamdullilah……… sekian lama terlalu sibuk dengan pekerjaan dilaboratorium atau bengkel otomasi jari jari ini terasa kaku untuk mengetuk tombol tombol keyboard memulai tulisan ini, semoga belajar menulis ini sedikit bisa kembali mengisi kolom blog saya yang sekian tahun tidak terisi, kata om jay sudah banyak berisi sarang laba laba saking lamanya. Ijin kan dengan kata kata yg masih kaku khas guru bengkel saya memulai untuk belajar menulis di diklat ini.
Mendengar kata desain kita sudah di suguhkan dengan sebuah tantangan kata itu mengandung arti yang penuh pemikiran, kesungguhan, dan hal hal yang penuh imajinatif. Pemikiran, kesungguhan, dan hal hal yang penuh imajinatif memang diperlukan ketika dihadapkan dengan masalah masalah baru yang segera harus di cari penyelesaiannya. Hal ini bisa terjadi di berbagai bidang termasuk di bidang pendidikan dan pembelajaran yang penuh dengan perkembangan serta dinamika yang begitu cepat. Ini menuntut suatu usaha agar pendidikan terus relevan dan up to date dengan perkembangan zaman.
                Di awal awal Tahun 2020 suatu peristiwa besar terjadi yaitu musibah Pandemi Corona COVID 19 yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia, semua bidang terkena dampaknya termasuk dunia pendidikan yang lebih spesifik lagi masalah pembelajaran. Segala kegiatan yang bersifat bertemunya beberapa orang sehingga membentuk kelompok atau berkerumunya orang orang tidak diperbolehkan termasuk dunia pendidikan Sekolah mulai dari Tingkat Dasar sampai perguruan tinggi lockdown berhenti total tidak ada pembalajaran secara langsung, semua harus STAY AT HOME  Semua harus tinggal di rumah, bagaimana proses transfer pengetahuan dan skill bisa terjadi antara Guru dan murid dalam kondisi seperti ini, maka disinilah peran TEKNOLOGI INFORMASI sangat dibutuhkan untuk menghubungkan antara pendidik dan siswa.
                Pendidikan dipaksa untuk mendesain sebuah pembelajaran yang bisa mengakomodasi kondisi seperti ini, salah satu pembelajaran yang didesain yatu pembelajaran BLENDED LEARNING, suatu pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran daring dan face to face, proses desain pembelajaran di mulai dari proses mendapatkan  data informasi sampai pada proses evaluasi dan pengembangan instrument yang siap di aplikasi di dunia pembelajaran secara nyata. Hal ini sesuai dengan konsep desain pembelajaran yang sudah dicetuskan Dick and Carey, dalam bukunya The Systematic Design of  Instruction (8th ed.
   


Blended Learning oleh Dick and carey dalam The Systematic Design of  Instruction (8th)

Berdasarkan system desain pembelajaran Dick and carey  ada beberapa langkah yang harus di lakukan untuk mendesain sebuah pembelajaran yang hasilnya Valid dan reliable antara lain :



  1.        Data informasi yang valid dan lengkap sebagai bahan dasar mendesain sebuah pembelajaran, bahan dasar bisa diasumsikan sebuah masalah yang akan di pecahkan dengan desain pembelajaran yang akan dibuat, suatu contoh situasi dan kondisi yang terjadi sekarang ini yaitu adanya tidak terjadinya proses belajar yang normal di sekolah karena adanya Pandemi Corona COVID 19.
    2.  Identifikasi Kebutuhan peserta didik untuk mata pelajaran,
    Berdasarkan data yang di dapat dari langkah 1 selanjutnya kita perlu membuat identifikasi kebutuhan peserta didik terhadap mata pelajaran / bahan yng akan kita rancang
    3.  Melakukan analisis instruksional
    Berdasarkan data langkah 2 selanjutnya kita mulai membuat analisis instruksional/pembelajaran mata pelajaran yang akan kita rancang
    4.   Analisis Karakteristik Pesrta didik dan pembelajaran
    Seorang perancang perlu mendapatkan gambaran karakteristik peserta didik yang akan menjkadi target atau pemakai buku yg kita rancang
    5.   Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus
    Membuat rumusan tujuan instruksional khusus (penggunaan istilah instruksional disini berdasarkan sumber asli yg di karang oleh Dick & Carrey yaitu instructional)
    6.   Menyusun Instrumen Test
    7.   Menyususn Strategi instruksional
    Membuat perencanaan strategi instruksional/pembelajaran yang akan digunakan (dalam hal ini saya merancang pembelajaran secara blended learning)
    8.   Memilih dan memilih bahan instruksional
    Mengembangkan dan memilih bahan instruksional. Bahan pembelajaran yang dirancang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu bahan tercetak dan bahan online. Dalam hal perancangan bahan pembelajaran (Buku) dapat digunakan teori Rothwel dan untuk bahan online bisa menggunakan teori hannafin.
    9.   Revisi desain
    setelah draft bahan tersedia (langkah 8) selanjutnya perlu dilakukan evaluasi formatif sebagai berikut : 1. one-to-one expert dengan melibatkan 4 orang pakar (pakar Desain, pakar Media, pakar Materi, pakar bahasa); 2. One-to-one learner (melibatkan 3 orang siswa yang berasarkan  dari siswa peringkat atas, menengah dan bawah); 3. Evaluasi Small group (melibatkan sekitar 9 siswa yang berasal dari kelompok, menengah dan bawah); 4. Field trial yaitu tahap uji coba luas dengan melibatkan siswa sekitar 30 siswa  yang berasal dari kelompok Atas, menengah dan bawah. Setiap tahapan mulai evaluasi one-to-one, evaluasi small group akan menghasilkan namanya draft bahan pembelajaran dan setelah field trial baru dinamakan prototipe bahan pembelajaran
    10. Melakukan Evaluasi formatif
    11. Merancang dan mengembangkan evaluasi sumatif.
  2.        Khusus untuk langkah yng terakhir Evaluasi Sumatif sifatnya tidak harus dilakukan dalam proses desain pembelajaran karena harus dilakukan oleh pihak lain

Tidak ada komentar: